Kegemukan atau kelebihan berat badan ternyata tidak hanya mengganggu penampilan seseorang, tetapi juga tidak baik bagi kesehatan. Mereka yang memiliki berat badan lebih cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang kurus. Orang gemuk, jantungnya bekerja lebih keras dalam memompa darah. Hal ini dapat dipahami karena biasanya pembuluh darah orang-orang yang gemuk terjepit kulit yang berlemak. Keadaan ini diduga dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah.
Orang yang kelebihan berat badan, tubuhnya bekerja keras untuk membakar berlebihnya kalori yang masuk. Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang cukup. Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah. Banyaknya pasokan darah tentu menjadikan jantung bekerja lebih keras. Dampaknya, tekanan darah orang gemuk cenderung tinggi. Selain itu, orang gemuk cenderung suka makanan asin (banyak garam). Keadaan ini tentu semakin menaikkan risiko hipertensi. Meskipun mekanismenya belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat bukti bahwa pengurangan berat dapat menurunkan tekanan darah.
Tingginya tekananb darah pada orang gemuk ada kemungkinanb disebabkan faktor alat pengukur, terutama manset yang digunakan. Berdasarkan penelitian, semakin besar lilitan manset pada lengan, semakin besar kelebihan pembacaan terhadap tekanan darah. Namun demikian, walaupun ada kecenderungan kelebihan pengukuran, tetapi orang-orang gemuk cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi dari orang kurus atau orang dengan berat badan normal.
Siapakah orang-orang yang disebut mengalami kegemukan (obesitas)? Cara yang sederhan dan mudah untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kegemukan atau tidak yaitu dengan mencubit kulit dibagian luar lengan atau pinggang. Apabila lipatan kulit yang tercubit >2,5 cm maka orang tersebut kemungkinan mengalami kegemukan (obesitas).
Bentuk tubuh seseorang juga menentukan apakah seseorang mempunyai dampak besar akibat kelebihan berat badan. Seseorang yang cenderung membesar dibagian pinggang daripada dibagian pinggul, biasa disebut tipe apel, sangat berisiko mengalami penyakit akibat kegemukan. Adapun bentuk tubuh tipe pir, yaitu apabila bagian pinggul dan paha lebih besar daripada bagian pinggang, mempunyai risiko lebih kecil. Orang yang bertipe apel perlu mengurangi kelebihan lemak yang mengganggu tubuh, yaitu disekitar pinggang dan perut.
Terdapat cara yang lebih objektif untuk mengetahui tingkat kegemukan seseorang, yaitu dengan menghitung BMI (Body Mass Index). BMI dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam m) atau secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
keterangan :
Agar lebih memahami cara menghitung BMI, mari kita berlatih menghitung. Misalhnya berat badan seseorang 75 kg dan tinggi badannya 1,6 m maka:
Jika kemudian beratnya menjadi 80 kg maka BMI-nya menjadi 31,25 sehingga termasuk mengalami obesitas.
Jika mengalami kesulitan menghitung, anda dapat menggunakan grafik di sampin ini. Dalam grafik ini berat tubuh kurus, berat sesuai, gemuk dan obesitas. suatu survei melaporkan adanya hubungan antara berat bdan dengan variasi tekanan darah. menurut survei, tiap kenaikan 1 kg berat badan tekanan darah seseorang meningkat 1 mmHg. Hasil survei ini dapat digunakan sebagai patokan kenaikan berat badan atau penurunan berat badan.
keterangan :
Jika kemudian beratnya menjadi 80 kg maka BMI-nya menjadi 31,25 sehingga termasuk mengalami obesitas.
Jika mengalami kesulitan menghitung, anda dapat menggunakan grafik di sampin ini. Dalam grafik ini berat tubuh kurus, berat sesuai, gemuk dan obesitas. suatu survei melaporkan adanya hubungan antara berat bdan dengan variasi tekanan darah. menurut survei, tiap kenaikan 1 kg berat badan tekanan darah seseorang meningkat 1 mmHg. Hasil survei ini dapat digunakan sebagai patokan kenaikan berat badan atau penurunan berat badan.