Obat antihipertensi golongan diuretik bekerja dengan cara membuang kelebihan air dan natrium melalui pengeluaran urine. Berkurangnya air dalam dalam darah mengakibatkan volume darah menurun sehingga pekerjaan jantung menjadi ringan. Pemakai obat jenis ini mengalami banyak buang air (kencing). Golongan obat ini merupakan pilihan pertema untuk mengobati hipertensi.
Ada tiga jenis diuretik, yaitu thiazide diuretik, loop diuretik, dan pottasium-sparing diuretik.
Penggunaan diuretik dalam dosis tinggi tidak menunjukkan hasil yang signifikan,tetapi justru memicu encok dan diabetes. Selain itu, dapa menurunkan kadar potasium dalam darah dan meningkatkan kadar kolesterol atau lemak. Efek samping yang lain dari penggunaan diuretik yaitu berupa disfungsi (gangguan fungsi) seksual pria dan payah jantung.
Ada tiga jenis diuretik, yaitu thiazide diuretik, loop diuretik, dan pottasium-sparing diuretik.
- Thiazide diuretik: Chlorotiazide (Diazil), Chlorothalidone, Hydrochlorotiazide, Polythiazide (Reneze), Indapamide (Lozol), Metolazone (Mykrox).
- Loop diuretik: Bumetanide (Bumex), Furosemide (Lasix), dan Torsemide (Demadex).
- Pottasium-sparing diuretik: Amiloride (Midamor) dan Triamterene (Dyrenium).
Penggunaan diuretik dalam dosis tinggi tidak menunjukkan hasil yang signifikan,tetapi justru memicu encok dan diabetes. Selain itu, dapa menurunkan kadar potasium dalam darah dan meningkatkan kadar kolesterol atau lemak. Efek samping yang lain dari penggunaan diuretik yaitu berupa disfungsi (gangguan fungsi) seksual pria dan payah jantung.